Selasa, 18 September 2012

Bijak Menilai Teman

Kita banyak teman. Teman bermain masa kecil. Teman masa remaja. Teman sepekerjaan. Teman hidup. Teman dalam suka dan duka. Dan berbagai lagi teman yang lain. Itu di dunia. Adakah teman yang akan menemani kita hingga kelak di kemudian hari??

Setiap yang bernyawa akan menemui kematian. Namun sebelum bertemu dengan kematian, bermacam ujian dan tantangan yang akan kita lalui. Hanya kekuatan iman dalam jiwa dengan bantuan dan rahmat Allah SWT kita dapat melewati ujian itu dengan tenang dan selamat.

Di dalam kita bergembira masih ada yang bersedih. Kalau kita bersedih adakan mereka bergembira?Wallahu'alam....tetapi Allah Maha Besar!!!Allah Maha Mengetahui!!!

Kehadiran seorang teman menjadikan hidup seseorang itu kembali ceria. Dia memberikan kekuatan ketika di uji dengan cobaan. kehadiranya menyentuh kalbu, menyalakan obor pengharapan.

Menitis airmata keharuan pada sebuah pertemuan, karena kehadiranya mendamaikan hati yang dahulu keresahan. Syukur sungguh di hati dikaruniakan teman sejati yang menunjukkan jalan mendekati-Nya ketika diri dalam kebuntuan.

Tiada yang menjadi impian selain rahmat kasih-Mu Allah yang terbias pada ketulusan sekeping hati seorang insan bernama TEMAN.

Busanailah Ucapan dengan Senyuman


Tersenyumlah.
Karena senyuman akan meluluhkan banyak hal.
Ia menghangatkan kepalan tangan yang menggigil.
Ia menyejukkan dada yang membara.
Tak cukup kita hanya berkata-kata,
Lebih baik kita meriasnya dengan busana terindah;
yaitu senyuman.....

Tersenyumlah saat bertatap muka, berbicara ditelepon,atau menulis surat.
Kita akan dikejutkan betapa hebatnya secarik senyuman
Mengubah diri kita dan orang lain.
Senyuman adalah bahasa bibir yang langsung mengetuk hati.

Karena tersenyum adalah sedekah termudah, termurah
dan terindah yang bisa kita berikan,
Jangan sembunyikan itu di balik kebekuan hati kita.

Entah darimana anak-anak belajar melukis wajah
Matahari pagi dengan selengkung senyum.
Mungkin mereka tahu, segarnya senyuman tak kalah dari segarnya matahari pagi.

Mungkin pula mereka teringat, semasa bayi dahulu,
Para orang tua rela berjungkir balik atau menampakkan mimik lucu mereka,
demi sebuah senyuman tulus seorang bayi.

Atau, mungkin anak-anak itu mengajari kita bahwa....
Memulai hari dengan senyuman jauh lebih berharga
Daripada memikirkan rencana-rencana lain.

Cobalah.................

Tapi ingat jangan terlalu banyak senyum di depan monitor ,atau di pinggir jalan karena bisa di kira GILA......hehe ^_^

Aku yang Merindukanmu


Beberapa hari yang lalu dapet sms dari seorang ukhty. Bunyinya seperti ini:
“Bila Allah tak memberimu seorang yang engkau impikan,
 Semoga Allah menghadirkan seseorang yang mengimpikanmu.
Bila Allah tak memberimu seseorang yang engkau rindukan,
Semoga Allah menghadirkan seseorang yang merindukanmu.
Bila Allah tak memberimu seorang yang engkau dambakan,
Semoga Allah menghadirkan seseorang yang mendamkanmu.
Bila Allah tak menyatukanmu dengan seseorang yang engkau cintai,
Semoga Allah menghadirkan seseorang yang mencintaimu.
Yang bukan menerimamu karena apa yang ada padamu.
Tapi menerima apa adanya dirimu.
Allah akan selalu memberikan yang terbaik buat kita.
Istikharahkan cintamu pada-Nya.
Karena jodohmu takkan jauh sifat pribadinya sepertimu…”
------------

Beuh…..rasanya dapet sms kayak gitu. Nggak nguatin ukhty. Sms itu seperti membuyarkan lamunanku. Sungguh indah kata-kata ini ukhty.

Kadang kita kurang bersyukur dengan apa yang ada di tangan kita saat ini. Kita masih suka melihat apa yang orang lain punya. Tanpa sadar kita pun jadi suka membanding-bandingkan. Padahal Allah telah memberikan yang terbaik untuk kita.

Ketika kita tidak mendapatkan sesuatu yang kita inginkan, kita merasa sedih. Kenapa Allah tak memberikan apa yang kita mau. Kenapa Allah tak memberikan jodoh seperti yang kita idamkan. Seperti yang kita impikan. Sosok yang begitu kita rindukan.       Kenapa?? Mungkin pertanyaan semacam itu yang muncul dalam benak kita. Namun tahukan kawan, bahwa keadaan ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah untuk kita. Allah memang tak memberikan orang yang kita impikan. Tapi Allah memberikan sosok yang jauh lebih baik dari yang kita impikan. Sosok yang justru mungkin mengimpikan kita. Mungkin bukan sosok yang seperti itu yang kita dambakan. Tapi ternyata justru dialah sosok yang begitu mendambakan kita. Sosok yang justru mencintai kita apa adanya. Bukan karena apa yang ada dalam diri kita.

Kita harus yakin bahwa apa yang kita dapat saat ini adalah pemberian Allah yang paling baik. Ya. Apapun keadaan kita saat ini, itulah yang terbaik untuk kita. Pilihan Allah tak pernah salah. Istikharahkan semuanya pada Allah. Tak ada petunjuk yang benar kecuali dari-Nya. Selalu bersyukur atas semua pemberian Allah. Karena syukur bisa memberikan makna positif. Memberikan ketenangan untuk hari ini dan menciptakan visi untuk masa depan.  Manusia hanya bisa merencanakan. Tapi Allah yang menentukan. Jika ingin mendapat jodoh yang baik, maka mari memperbaiki diri pula. Mari memantaskan diri untuk bisa mendapatkannya. Karena jodoh kita takkan jauh berbeda dengan pribadi kita.


Sudah benarkah pilihan hidup kita?


“Yaa muqollibal qulub tsabit qolbi ‘ala diinik (Wahai Dzat yang membolak balikkan hati, tetapkanlah hati ini diatas agama-Mu)”. Doa ketetapan hati ini senantiasa kita ingat tatkala hati kita sedang bimbang. Kebimbangan yang senantiasa mengintai kehidupan kita. Persoalan hidup yang seringkali menorehkan luka. Torehan luka itu kian bertambah dan bertambah dan akan terus merusak kita tatkala belum ditemukan obatnya.

Luka yang kian parah itu membuat masalah kita. Berpengaruh dalam tingkah laku serta kebiasaan kita. Lantaran dilandasi keimanan yang teguh. Banyak orang yang beruntung melewati ujian dari sepotong hati yang terluka dalam kebimbangan. Namun juga tak sedikit yang berputus asa. Dan akhirnya masuk dalam jurang kesengsaraan. Karena telah terjebak dalam jalan setan.

Banyak orang yang bersusah payah untuk mencari kebahagiaan. Mereka mencari disana-sini. Mencari di berbagai tempat. Tapi banyak dari mereka yang gagal. Mereka mencari kebahagiaan yang ada di luar dirinya. Ukuran kebahagiaan itu mereka artikan dengan berbagai kesenangan duniawi. Jabatan, status, harta, dan berbagai kesenangan duniawi yang memabukkan. Yang tak pernah ada habisnya. Setelah itu mereka kembali pada kesibukan mereka masing-masing. Mereka kembali merasakan keletihan yang menyelimuti hati. Seperti lubang hitam yang menyelimuti kehidupan mereka. Akhirnya mereka kembali terjebak dalam suramnya kehidupan. Dan begitu seterusnya.

Sebenarnya apa yang kita cari dalam hidup ini? Bukankah kesenangan duniawi itu begitu semu? jika ia dikejar, maka takkan ada habisnya. Hanya akan merusak ketenangan jiwa. Apakah kita tidak letih mencari jawaban ini? Bukankah sebenarnya jawaban itu sudah gamblang dan jelas terpampang? Ya. Kita telah terjebak dengan pencarian kebahagiaan ini. Mengapa kita tidak mencoba bertanya pada hati kita? Apa yang bisa kita lakukan untuk membuat hati kita menjadi tenang dan tentram kembali? Bukankah sumber kebahagiaan itu asalnya dari hati? Lalu bagaimanakah caranya agar hati ini kembali berseri seperti sedia kala? Tanyakan itu semua kembali pada diri kita. Mampukan kita memilih untuk diri kita sendiri? Karena hanya orang yang mandirilah yang mampu memilih.

Sebagaimana kata Salim A. Fillah dalam bukunya “Jalan Cinta Para Pejuang” . meniti jalan menuju keridhaan Allah ada isyarat kemandirian dalam pilihan-pilihan itu. Hanya ia yang mandirilah yang bisa memilih. Setidaknya kita harus memiliki dan merasa memiliki pilihan kita sendiri. Sebab jika tidak, pilihan yang dikendalikan pihak lain atau kekuatan lain, akan memperburuk keadaan. Memperpurukkan kita pada kesulitan-kesulitan yang tak berkesudahan. Mengapa? Karena tak ada rasa memiliki pada pilihan sendiri. Kita jadi terseret arus. Terbawa gelombang. Dan kita tak mampu melawan. Hingga kita tersempyak-sempyak ke batu karang. Karena kita selalu tak siap menghadapi hal baru.

Pilihan yang kita pilih menentukan kebahagian yang kita raih. Jika kita percaya bahwa berada di jalan-Nya adalah suatu kebenaran. Dan kita bersungguh-sungguh dalam mengejarnya. Maka kebahagiaan itu akan dapat kita peroleh. Bahkan tidak hanya di dunia saja, melainkan di kehidupan yang sesudahnya pula. Jika kita mengejar akhirat, mka dunia akan mengikuti. Yang perlu ditanyakan adalah, sudah benarkah jalan hidup kita? Apakah yang kita pilih sekarang akan bertahan lama dan  membawa kebahagiaan bagi kita? Ataukah akan luruh karena jalan yang kita tempuh salah, karena tidak sesuai dengan syariat yang benar?




Minggu, 09 September 2012

Untukku yang Mengaku Tau Agama

Kawan, kau tau agama?
Seberapa jauhkah kita memahami agama?
Sudah berapakan bagian dari agama Islam yang kita pelajari?
Sudahkan kita berkontribusi untuk dien ini?

Kawan kau tau agama? Ya, aku tau. Agamaku Islam. Kitabku Al Qur'an. Suri tauladanku Nabi Muhammad SAW. Aku juga tau bahwa yang wajib diibadahi hanyalah Allah. Aku tau itu.

Aku Islam sejak lahir. Ayah ibuku dan seluruh keluargaku juga islam. Tapi sudahkah kami paham tentang Islam? sejak kecil aku tumbuh di lingkungan orang yang beragama Islam. tapi aku merasa baru sedikit aku tau betul Islam yang sesungguhnya. Belum lama aku mempelajari tentang Islam. Amalanku tentu belum ada apa-apanya. Kadang aku merasa iri melihat fenomena yang terjadi. Melihat kisah perjalan hidayah seorang mualaf. Mereka yang sejak kecil mungkin belum tau tentang Islam. Tapi ketika mereka sudah mendapatkan hidayah, perubahan segera terjadi. Mereka berbah menjadi begitu luar biasa. Bahkan ilmu, semangat, tekat mereka melebihi orang-orang yang Islam sejak lahir. Mereka begitu bersemangat berkontribusi untuk Islam. Tak memperdulikan bagaimana reaksi para keluarga nanti. Jika mengetahui perubahan mereka. Yang ada adalah semangat menuju ridho ilahi.

Sekarang aku yang mengaku orang Islam, sudahkah aku menjalankan dengan sungguh-sungguh ajaran Islam? Mungkin masih banyak syariat Islam yang belum aku kerjakan. Bahkan aku belum tau. Aku mengakui kitab suciku Al Qur'an. tapi sudahkah aku mengamalkan seluruh isinya? Jangankan untuk mengamalkan. Kadang aku tak tau apa isinya. Bagaimana aku mau tau, kalau membaca saja hanya kadang-kadang. Kalau sedang luang saja. Bahkan mungkin tidak pernah. Padahal aku tidak akan tau apa isi Al Qur'an jika tak mau membacanya. Dimulai dengan membaca, memahami, kemudian mengamalkan isi Al Qur'an. Mungkin dengan begitu aku akan mendapatkan pedoman hidup yang benar.

Sebagai seorang muslim, aku juga mengakui Nabiku Muhammad SAW. Beliau yang seharusnya menjadi panutanku. Menjadi idolaku. Karena beliau adalah sebaik-baik teladan bagi seluruh ummat manusia. Aku mengakui bahwa ajaran Nabi Muhammad tidak mungkin salah. Apa yang beliau katakan adalah benar. Tapi, sudahkah aku mengikuti semua yang beliau tuntunkan?

Saat mengucap syahadat, aku mengakui bahwa Allah adalah satu-satunya Illah yang berhak disembah dan diibadahi. Tidak ada Rabb selain Allah. beramal dan beribadah hanya untuk Allah. Tapi, sudahkah aku meluruskan niat? Apakah semua yang aku kerjakan itu hanya untuk mendapat ridho Allah?

Untukku yang mengaku tau agama. Kuberharap semoga rahmat dan hidayah dari Allah senantiasa tercurah untukku. Ya Allah, aku tak ingin menjadi hambaMu yang munafik. Begitu banya nikmat yang telah Engkau berikan. Tapi aku masih seperti ini adanya. Semoga aku bisa menjadi hambaMu yang bisa menjadi lebih baik dari yang sekarang. Termasuk hambaMu yang mendapat petunjukMu. Bukan termasuk golongan yang terlena dengan duni fana ini.. Amiin..

Untukmu Teman


Teman..
Hadirmu memberikan senyuman
Hadirmu bisa menyejukkan
Hadirmu yang selalu kurindukan

Kata-katamu menjadi penyejuk hati
Senyumanmu menjadi pengikat silaturahmi
Nasehatmu menjadi penguat diri

Teman..
Sungguh indah persahabatan ini
Berawal dari pertemuan yang tak terencanakan
Namun kini aku terlanjur sayang
Terlalu indah untuk dikenang
Terlalu berharga untuk dilupakan

Teman..
Kadang manismu membuatku cemburu
Menimbulkan iri yang menyesakkan kalbu
Namun karena itu
bisa mengobarkan semangat menggebu-gebu
Sehingga diri ini terus terpacu
Menjadi insan yang lebih baik dari yang dulu
Menjadi manusia yang penuh arti
Menjadikan hidup berwarna-warni

Uhibbukifillah ukhty........ ^_^
Free Blogger Templates